SAMPLING PENELITIAN

teknik2bsampling2bpada2bpenelitian2bkualitatif
Sumber: http://www.socialbusinessnews.com

Oleh: Fatkhurohim

Dalam penelitian, metode sampling sangatlah bermanfaat untuk sejumlah populasi yang banyak (biasanya lebih dari 100). Daripada mengambil seluruh populasi untuk diteliti, akan lebih bermanfaat dari segi waktu maupun biaya apabila peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel.

Banyak peneliti, khususnya para mahasiswa, kesulitan menetapkan teknik pengambilan sampel untuk penelitian mereka. Untuk itulah, pengetahuan mengenai bagaimana sebaiknya sampel penelitian diambil sangatlah perlu diketahui para mahasiswa (maupun guru) yang dituntut untuk melaksanakan sebuah penelitian.

PROBABILITY SAMPLING

Merupakan metoda pengambilan sampel secara acak (random) yaitu menjamin setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Contoh penerapannya adalah pada arisan, pemilihan pemenang lotere, dan lain sebagainya.

Beberapa definisi yang digunakan dalam probability sampling adalah:
N = Jumlah kasus dalam kerangka pengambilan sampel
n =Jumlah kasus dalam sampel
NCn = Jumlah kombinasi (himpunan bagian) n dari N
f = n/N = fraksi sampel

Dalam Probability Sampling dikenal beberapa teknik, antara lain:

Simple Random Sampling
Teknik ini bertujuan untuk memilih n unit dari N maka setiap NCn harus mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Caranya adalah dengan menggunakan tabel angka acak, komputer pembuat angka acak, atau peralatan mekanis untuk memilih sampel.

Stratified Random Sampling
Teknik ini sering disebut proportional atau quota random sampling. Dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok yang tidak overlapping(misalnya strata) N1, N2, N3, … Ni, sehingga N1 + N2 + N3 + … + Ni = N. Kemudian membuat simple random sample dari f = n/N pada setiap strata.

Dipilihnya teknik stratified sampling dibanding simple random sampling memiliki beberapa alasa, antara lain:
Pertama, dianggap lebih menjamin karena bukan hanya mewakili seluruh populasi tetapi merupakan kunci dari himpunan bagian dari populasi khususnya himpunan bagian atau kelompok-kelompok kecil yang minoritas.
Kedua, Jika diinginkan membahas masalah kelompok kecil (subgroup) maka hanya cara ini yang efektif.
Ketiga, Stratified random sampling secara umum akan lebih presisi daripada simple random sampling. Tentu saja dengan syarat jika strata atau pengelompokan yang dibuat adalah homogen.

Systematic Random Sampling
Teknik ini diterapkan dengan cara: sampel dipilih dimulai dengan menentukan awal pemilihan secara acak, kemudian unit berikutnya dipilih menurut setiap urutan ke k.
contoh penerapannya adalah bila ingin melakukan sampling pada pengemudi mobil di pintu jalan tol. Pertama tentukan secara acak pengemudi mobil sebagai unit sampel pertama, unit sampel selanjutnya dapat dipilih setiap 100 mobil berikutnya.
Metode sampling ini digunakan karena lebih cepat bila populasinya banyak.

Cluster (Area) Random Sampling

Populasi dikelompokkan sebagai kluster-kluster kecil. Kemudian pengamatan hanya dilakukan pada sampel kluster yang dipilih secara random. Cara ini biasanya digunakan pada survey yang menggunakan peta area (geografis).Misalnya survey perumahan diperkotaan. Area kota dibagi ke dalam blok-blok. Kemudian secara random dipilih blok-blok sebagai sampel yang akan diamati.

Multi-Stage Sampling

Multi-Stage Sampling adalah penggunaan berbagai metode random sampling secara bersama-sama dengan seefisien dan seefektif mungkin. Cara ini digunakan pada penelitian masalah sosial yang kompleks. Misalnya adalah dalam pengambilan sampel penduduk Jakarta mengenai masalah sosial tertentu, dengan interview langsung. Pertama pilih proses cluster sampling sebagai tahap pertama proses. Tahap berikutnya dapat dipilih stratified sampling terhadap sampel cluster. Dengan mengkombinasikan beberapa metode random sampling tersebut dihadapkan hasil yang diperoleh benar-benar qualified dan bermanfaat.

NONPROBABILITY SAMPLING

Metode pengambilan sampel berikutnya adalah non probability sampling. cara ini berbeda denan probability sampling. nnonprobability sampling tidaklah memilih unit sampel secara acak (random). Sampel-sampel pada teknik ini tidak bergantung pada teori probabilitas. Sampel yang diperoleh dari metode ini memiliki kemungkinan yang sama besar antara kemampuannya mewakili sifat populasi secara baik dan tidak. Sulit sekali mengetahui kebaikan ataupun kekurangan penggunaan metode ini, karena sangat tergantung pada situasinya. Secara peneliti memakai metode probabilitas dibandingkan dengan metode nonprobabilitas. Namun demikian dalam riset sosial terdapat beberapa kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan secara praktek atau secara teoritis untuk melakukan random sampling. Oleh karena itu kemudian perlu digunakan alternatif nonprobability sampling.

Metode nonprobability sampling secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu; accidental dan purposive. Perbedaanya terletak pada pendekatan yang diambil. Kebanyakan metoda yang digunakan adalah purposive karena biasanya terdapat masalah dalam pengambilan sampel sehingga sudah terdapat gambaran/rencana-rencana sebelumnya.

Accidental, Haphazard or Convenience Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel nonprobalistik yang umum digunakan. Sebagai contoh adalah wawancara televisi terhadap orang di jalan dalam acara Berita untuk melihat bagaimana pendapat/opini publik terhadap suatu kejadian sosial kemasyarakatan. Contoh kedua adalah sampel yang diambil dalam praktek klinik, digunakan pasien yang ada. Permasalahan yang muncul dengan cara ini adalah tidak ada ukuran yang pasti bahwa sampel yang dipilih sudah mewakili populasi.

Purposive Sampling
Dalam purposive sampling, dilakukan pengambilan sampel dengan terlebih dulu menetapkan tujuan dan perencanaan tertentu. Biasanya sudah ada predefinisi terhadap kelompok-kelompok dan kekhususan khas yang dicari.
Beberapa metoda yang termasuk dalam purposive sampling sebagai berikut:

Modal Instance Sampling
Dalam statistik, modus adalah nilai yang paling banyak muncul dalam sebuah distribusi. Sampel yang diambil dengan modal instance yaitu sampel diambil dari kasus yang sering muncul atau kasus yang khusus/khas. Dalam suatu polling biasanya yang diinterview adalah orang yang sudah dipilih secara khusus.
Permasalahan yang ada dalam penggunaan metoda ini adalah:
Bagaimana cara mengetahui bahwa sampel yang akan diambil sudah khas/khusus. Seringkali sampel modal instance adalah orang dengan umur rata-rata, tingkat pendidikan, dan pendapatannya dalam populasi. Tapi tidaklah cukup bahwa menggunakan patokan umur rata-rata pada survey tersebut adalah yang paling adil (misalnya ditinjau dengan skewed distribution dari income).
Dan, bagaimana cara mengetahui bahwa tiga varibel –umur, pendidikan, dan income — adalah ukuran-ukuran yang paling relevan untuk mengklasifikasikan orang-orang tersebut dalam sampel. Bagaimana dengan variabel lainnya seperti agama dan suku? Jadi jelaslah disini bahwa modal instance sampling hanya sensibel untuk konteks pengambilan sampel informal.

Expert Sampling

Expert sampling terdiri dari sampel orang yang diketahui mempunyai pengalaman atau keahlian dalam suatu bidang. Oleh karena itu sampel ini dikenal juga sebagai “panel of experts.”
Ada dua alasan mengapa expert sampling digunakan. Pertama, Ini adalah cara terbaik untuk memperoleh sampel orang yang punya specific expertise. Dalam hal ini, expert sampling adalah hal yang khusus dari purposive sampling. Alasan lainnya adalah expert tersebut dapat digunakan sebagai bukti penguat validitas sampel yang dipilih menggunakan metoda nonprobabilistik lainnya.

Quota Sampling
Dalam quota sampling, dilakukan pemilihan secara tidak acak menurut kuota yang telah ditetapkan sebelummya.
Ada dua jenis quota sampling: proportional dan non proportional.
Dalam proportional quota sampling diinginkan karakteristik utama populasi dengan pengambilan sampel secara proporsional. Misalnya jika diketahui suatu populasi terdiri 40% wanita dan 60% pria dan diinginkan jumlah sampel 100, maka diambillah sampel sesuai perbandingan itu yaitu 40 wanita. Sampel pria tidak dilakukan mengingat kuotanya sudah dipenuhi.
Nonproportional quota sampling adalah menentukan jumlah minimum dari unit-unit sampel dari setiap kategori. Disini tidak diperhatikan adanya proporsi yang ada dalam populasi. Analogi cara ini sama dengan stratified random sampling yang secara khusus menekankan bahwa kelompok-kelompok yang kecil dalam populasi terwakili dalam sampel.

Heterogeneity Sampling
Sering pula disebut sampling for diversity. Dalam rangka brainstorming (curah pendapat) biasanya metode ini digunakan untuk mendapatkan spektrum yang luas, jadi tidak untuk mengidentifikasi “average” atau “modal instance“. Jadi yang akan jadi sampel bukan orang tetapi ide. Cara ini adalah kebalikan dari modal instance sampling.

Snowball Sampling
Dalam snowball sampling, identifikasi dimulai dari seseorang yang mempunyai kriteria yang masuk dalam kesimpulan penelitian. Dari identifikasi permulaan ini selanjutnya akan ditemukan unit sampel berikutnya. Snowball sampling secara khusus digunakan untuk memperoleh suatu populasi yang sulit diakses atau didapatkan. Misalnya suatu penelitian terhadap tunawisma di Jakarta. Sulit sekali diperoleh tunawisma hanya berdasarkan area, namun demikian setelah ditemukan seorang dua orang tunawisma di suatu area maka dengan mudah diperoleh dimana tunawisma-tunawisma lainnya yang akan dijadikan sampel

11 Comments Add yours

  1. sari viciawati berkata:

    Terima kasih telah menguraikan metode penelitian dengan cara yang sederhana. Salam kenal.

    1. faturmaster berkata:

      sama-sama mbak sari. salam kenal juga dari saya. semoga bermanfaat

      1. fajar berkata:

        utk expert sampling daftar pustakanya punya ga mas? mau tak bkin skripsi ni. thanks

  2. esti berkata:

    bgm rumus quota sampling???????????

    bingung ninc to skripsi, bantuin donk… hehehehe

    mksh

  3. fucha berkata:

    mkasih bnyak y wat info’a tp Kl blh nnya itu refernsi’a dri mn y??

  4. fucha berkata:

    makasih tas info’a,,

    tP klo bleh tW itu rfernsi’a dari mn y?? d itu mnurut sp??

  5. aku masih bingung cara pengambilan sampel stratified proporsional random sampling, ada contohnya ga???

    1. faturmaster berkata:

      Populasi dikelompokan dalam strata tertentu kemudian diambil sampel secara random dengan proporsi seimbang sesuai posisi dalam populasi.

      Contoh: seorang guru ingin mengetahui tanggapan Siswa tentang pelaksanaan program Kesenian. Jumlah Siswa sebanyak 2000 orang dengan komposisi kelas 3 sebanyak 600 siswa kelas 2 sebanyak 400 siswa dan kelas 1 sebanyak 1000 siswa besar sampel yg akan diambil adl 200 orang jika strata berdasarkan Kelas maka langkah yg harus dilakukan adl :

      – Tetapkan proporsi strata dari populasi hasil kelas 3 sebesar 30% Kelas 2 sebesar 20% dan kelas 1 sebesar 50%
      – Hitung besar sampel utk masing-masing strata hasil kelas 3 sebanyak 60 siswa kelas 2 sebanyak 40 siswa dan kelas 1 sebanyak 100 siswa
      – Kemudian pilih anggota sampel utk masing-masing strata secara acak (random sample).

      Cara lain:
      – menentukan dulu proporsi sampel atas populasi dalam kasus di atas proporsi adl 10 %
      – kemudian proporsi ini dikalikan jumlah siswa pada tiap strata dan hasil akan sama dgn cara diatas.
      – Sesudah langkah tersebut dilakukan baru instrumen penelitian disebarkan kepada anggota sampel yg sudah terpilih.
      Apabila jumlah sampel disamakan utk tiap strata cara itu disebut penarikan sampel strata tak proporsional (Disproportional Stratified Sampling) sedangkan jika disesuaikan dgn proporsi strata dalam populasi disebut pengambilan sampel strata proporsional (Proportional Stratified Sampling)

  6. GTM berkata:

    Saya ingin bertanya tentang Propos.R.Sampling… jika saya punya luasan daerah rawan longsor Tinggi 100 ha, kerawanan rendah. 30 ha, dan tidak rawan 10 ha… berapa kira2 jumlah sample yg harus saia ambil berdasarkan metode itu….???

    1. faturmaster berkata:

      Mohon maaf jika balasnya terlambat dan lama. Berdasarkan luasan tanah yang ada, maka anda dapat mengambil sampel dengan perbandingan 100:30:10 atau 10:3:1. Untuk daerah rawan longsor tinggi = (10/14) x total lahan, Untuk daerah kerawanan rendah = (3/14) x total lahan, untuk daerah tidak rawan = (1/14) x toal lahan.

  7. choirul berkata:

    apakan suatu penarikan sampel bisa dilakukan dengan bantuan SPSS??? bagaimana caranya?
    thx b4…

Tinggalkan Balasan ke choirul Batalkan balasan